Babinsa Pajarakan Dampingi Petani Bangun Rumah Burung Hantu untuk Kendalikan Hama Tikus

Redaksi

  


Detik Nusantara Probolinggo - Upaya kreatif dalam menjaga ketahanan pangan kembali dilakukan para petani di Desa Pajarakan Kulon, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Bersama Babinsa Koramil 0820-15/Pajarakan, Koptu Agus Yasir Arofat, mereka membangun rumah burung hantu di area persawahan sebagai langkah alami mengendalikan hama tikus yang kerap meresahkan petani.


Kegiatan yang berlangsung pada Senin (3/11) itu menjadi bentuk nyata sinergi antara TNI dan masyarakat tani. Rumah burung hantu dibangun di tengah sawah agar burung pemangsa nokturnal tersebut bisa berburu dengan lebih efektif pada malam hari. Maklum, burung hantu tak bisa membuat sarang sendiri, sehingga petani berinisiatif menyediakan rumah sederhana untuk tempat tinggal dan berkembang biaknya.


Menurut Koptu Agus Yasir Arofat, program pengendalian hama ini dijalankan secara swadaya oleh para petani. Mereka memanfaatkan keberadaan burung hantu karena dinilai lebih ramah lingkungan dibanding cara konvensional seperti penggropyokan tikus atau penggunaan racun.


“Di wilayah ini sudah ada lebih dari sepuluh ekor burung hantu. Jumlahnya terus bertambah karena mereka berkembang biak. Kami ingin memanfaatkan mereka untuk mengendalikan populasi tikus agar panen petani lebih aman,” ujarnya.


Ia menambahkan, dirinya bersama beberapa petani telah mengikuti pelatihan pemanfaatan burung hantu sebagai pengendali hama alami.


“Rencananya kami akan bangun tiga rumah lagi secara permanen supaya populasi burung hantu bisa terus meningkat,” tambahnya.


Koptu Agus optimistis cara ini akan membawa hasil positif bagi para petani. Meski masih tahap awal, tanda-tanda keberhasilan mulai terlihat.


“Kalau program ini berjalan baik, ke depan petani tak perlu lagi melakukan penggropyokan tikus. Cukup menjaga keseimbangan alam lewat burung hantu,” jelasnya.


Namun, program ini masih menemui kendala di lapangan, terutama soal pendanaan. Petani masih mengandalkan dana swadaya yang terbatas untuk membangun rumah burung hantu tambahan.


“Meski dengan keterbatasan, kami terus saling bantu antara Babinsa dan kelompok tani. Harapannya, upaya kecil ini bisa membawa manfaat besar bagi kesejahteraan petani,” pungkasnya.

(BR**)