Detik Nusantara Probolinggo - Pegawai Rutan Kraksaan di bawah Kanwil Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Timur mengawali pekan dengan cara berbeda. Bukan di balik meja kerja, melainkan menyusuri jeram Pekalen Rafting Maron, batu-batu besar, dan percikan air menjadi latar pembinaan FMD (Fisik, Mental, dan Disiplin) yang digelar Senin (01/12).
Di tengah riak sungai yang tak pernah berhenti, para pegawai belajar lebih dari sekadar menjaga keseimbangan perahu. Aktivitas yang menuntut koordinasi tinggi itu menjelma jadi ruang latihan kebersamaan, kekompakan, dan rasa saling percaya, fondasi yang tak kalah penting dari kemampuan teknis seorang petugas pemasyarakatan.
Karutan Kraksaan, Galih Setiyo Nugroho, menegaskan bahwa kegiatan FMD bukan sekadar rutinitas tahunan. Lebih dari itu, ia menyebutnya sebagai investasi jangka panjang bagi karakter dan kualitas sumber daya manusia.
Kata Galih, arus deras sungai adalah metafora paling simpel tentang dunia kerja yang penuh rintangan, kadang tak terduga, tapi bisa ditaklukkan bila fokus dan disiplin tetap dijaga.
"Rafting ini menjadi media pembinaan yang efektif untuk membangun ketangguhan, disiplin, dan kerja sama. Kami berharap kegiatan ini berdampak positif pada peningkatan kinerja dan solidaritas pegawai,” Tuturnya
Di kesempatan yang sama, Fathorrasi, Kasubsie Pengelolaan, mengamini betapa segarnya pembinaan di ruang terbuka. Menurutnya, interaksi tanpa sekat jabatan membuat hubungan antarsesama pegawai lebih cair, lebih hangat, dan lebih manusiawi.
“Nilai-nilai kerja sama, saling percaya, dan komunikasi efektif yang muncul selama kegiatan hendaknya menjadi budaya kerja yang terus diterapkan di lingkungan Rutan Kraksaan,” Ujarnya.
Kegiatan rafting itu menjadi pengingat sederhana bahwa setiap tantangan baik besar maupun kecil bisa dihadapi jika bahu saling menopang dan disiplin tetap dijaga.
Ke depan, program serupa diharapkan terus berlanjut, tidak sekadar sebagai agenda rekreasi, tetapi sebagai ruang pembentuk profesionalitas, penguat solidaritas, dan pengarah terciptanya lingkungan kerja yang harmonis serta produktif.
