Detik Nusantara Probolinggo - Di malam yang hening namun penuh makna, Rabu (30/4/2025), secarik kesepakatan ditorehkan di kediaman pribadi Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris, di kawasan Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Kecamatan Pajarakan. Bukan sekadar pertemuan biasa, malam itu menjadi saksi ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kabupaten Probolinggo dan PT Paiton Energy.
Mereka berdua sepakat untuk bersinergi dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), sebagai bentuk dukungan nyata terhadap program prioritas pembangunan daerah. Sebuah langkah strategis yang bukan hanya soal tinta di atas kertas, tapi juga janji untuk perubahan yang lebih baik.
Di pihak pemerintah daerah, selain sang Bupati, tampak hadir sejumlah pejabat penting. Ada Kepala BPBD Oemar Sjarief, Kadis Perumahan Roby Siswanto, Kadispora Heri Mulyadi, Kadis Pertanian Arif Kurniadi, Kadis Kominfo Ulfiningtyas, Kadis LH Agus Budianto, dan beberapa lainnya. Semua tampak kompak, satu suara: siap berkolaborasi.
Sementara dari kubu PT Paiton Energy, Presiden Direktur Fazil Erwin Alfitri didampingi rekan-rekannya—termasuk Presdir PT POMI Sugiyanto, CFO Bayu Anggoro, Head External Relation Bambang Jiwantoro, CSR Manager Rochman Hidayat, dan Harry Kuncoro. Semua tampak antusias menyambut kerja sama ini.
Dalam sambutannya, Bupati Haris menyuarakan harapan yang besar. Menurutnya, ini bukan hanya soal kerja sama bisnis, tapi peluang untuk menjawab tantangan nyata di lapangan—seperti jalan rusak, pengolahan sampah, dan pengembangan energi terbarukan.
“Banyak hal yang bisa kita garap bareng. CSR dari PT Paiton Energy bisa bantu perbaikan jalan, dukung energi hijau, hingga urusan sampah,” ucapnya
Fazil Erwin Alfitri pun mengamini. Menurutnya, PT Paiton Energy ingin menjadi bagian dari solusi. Salah satu program unggulan yang bakal segera digulirkan adalah pemanfaatan FABA—limbah hasil pembakaran batu bara, yang ternyata punya potensi luar biasa sebagai bahan bangunan.
“FABA bisa dicampur semen, cocok buat perkuat infrastruktur jalan. Jadi limbah bukan lagi masalah, tapi jadi berkat,” tuturnya.
MoU ini bukan hanya sebatas seremoni, tapi awal dari perjalanan panjang menuju pembangunan yang lebih berkelanjutan. Sebuah kolaborasi yang diharapkan bisa jadi role model, bagaimana pemerintah dan sektor swasta bisa saling rangkul demi kemajuan bersama.
Masyarakat Kabupaten Probolinggo pun boleh berharap, karena bila semua janji ini berjalan mulus, bukan tidak mungkin mereka bakal menikmati infrastruktur yang lebih tangguh dan lingkungan yang lebih sehat di masa depan.
(BR**)